Category Archives: Uncategorized
Black Brothers is synomous to West Papua Struggle…youre the Best…closer to my heart
Source: https://www.facebook.com/
Gubernur Minta Operator Penerbangan Siapkan Pilot Orang Asli Papua
- JAYAPURA, – wartaplus – Gubernur Papua, Lukas Enembe SIP.MHmeminta setiap operator penerbangan di Papua membantu satu atau dua Putra Asli Papua untuk bersekolah Pilot. Ini dikatakan Gubernur saat memberikan sambutan dalam Rapat antara Pemerintah Provinsi Papua bersama Operator Penerbangan, di Sasana Karya, kantor Gubernur Dok II Jayapura, Jumat (20/5) siang.
 |
| Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi Ketua DPRP Yunus Wonda dan Plt.Kadis Perhubungan Djuli Mambaya saat membuka rapat bersama operator penerbangan/Foto:Andi Riri |
Selain itu, kata Gubernur, operator penerbangan juga harus menyiapkan kader pilotnya yang merupakan putra asli Papua. Sebab selama ini banyak keluhan dari mereka, terkait karir yang stagnan atau tidak berkembang.”Saya minta operator penerbangan menyiapkan satu atau dua putra asli Papua untuk jadi pilot atau kapten,”pinta Gubernur.
Diungkapkan, keluhan luar biasa datang dari pilot Papua yang bekerja di sejumlah maskapai penerbangan perintis yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman. Mereka sudah terbang sampai 300 jam tapi tidak bisa jadi kapten atau tidak bisa menerbangkan pesawat berbadan lebar . “Harus siapkan kader untuk jadi kapten, kasih mereka tugas. Jangan terjadi seperti dulu lebih 20 tahun jadi pilot tapi karirnya tidak berkembang. Ini kita harus tahu masalahnya apa atau syaratnya untuk menjadi kapten pilot itu apa,” ujar Gubernur Lukas seraya mencontohkan, seperti pilot putra asli Papua yang bertugas di maskapai penerbangan Trigana Air Service maupun MAF.
Sementara itu terkait berbagai peraturan penerbangan yang telah ditetapkan oleh masing masing operator, Gubernur meminta setiap kebijakan yang dibuat itu setidaknya harus sejalan dengan visi misi Gubernur yakni Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera. Artinya, operator penerbangan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua. “Wilayah ini diatur oleh pemerintah Papua. Jadi setiap operator harus tunduk dan taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah,” tegasnya.
Ketua DPRP, Yunus Wonda mengklaim, saat ini ada kurang lebih 78 putra Papua yang menjadi pilot di luar negeri. “Di Trigana memang ada beberapa pilot yang mengeluh, mereka merasa karirnya disitu situ saja. Ini yang harus kita tahu masalahnya dimana. Kalau memang butuh biaya lagi, kami pemerintah punya uang untuk pembiayaan itu,”kata Yunus.
Manager PT Trigana Air Service, Budiono mengungkapkan, saat ini ada lima putra Papua yang bekerja sebagai pilot Trigana, dan dua lainnya sedang mengikuti training untuk jabatan Kapten. [Andi Riri]
Utusan KSU Baliem Arabica Menghadiri Surabaya Coffee Festival 2016
Utusan KSU Baliem Arabica Menghadiri Surabaya Coffee Festival 2016 yang dilaksanakan pada 1 – 2 Oktober 2016, di mana tanggal 1 Oktober ialah Hari Kopi Sedunia.
Pada even ini utusan dari PAPUAmart.com Pusat di Yogyakarta atas nama Barista Easter P.K. Tawy dan Natalia Wunungga menghadiri acara dimaksud dan telah mendapatkan berbagai pengalaman. Kehadiran utusan dari PAPUAmart.com sebagai Grosir Utama Kopi Papua sejauh ini bertujuan untuk menimba ilmu dan pengalaman dari even-even seperti ini sehingga generasi muda Papua dapat meneruskan dan meningkatkan pelayanan dan penjualan kopi Papua kepada para pecinta dan penikmat kopi di seluruh Indonesia pertama-tama dan di seluruh dunia di kemudian hari.
Salah satu barista terkenal di Indonesia yang berada di Surabaya, Ibu Yuanita Rachma mengatakan dalam even ini, sebagaimana dilansir oleh SurabayaPagi.com, bahwa “Rasa Kopi Baliem Beda“.
Rasanya beda, memang rasanya unik, dan sangat menonjol.
Kami berdoa kiranya Kopi Papua mendapatkan tempat yang layak di hati para pengusaha, pecinta dan penikmat kopi di mana-pun Anda berada.
Blackbirding’s dark secrets revealed
Indira Stewart – indira.stewart@radionz.co.nz
More than 150 years on, many descendants of the victims of blackbirders still don’t know about the dark history which brought around 60,000 Pacific Islanders to Australia.
The short film “Blackbird” has been helping to raise awareness about Australia’s blackbirding history which saw mainly Melanesians kidnapped and sent to work on plantations in the 1800s.
The film was the culmination of a long personal journey for Australian Solomon Island filmmaker, Amie Batalibasi, who wanted to find out more about the experiences of Pacific Islanders in Australia who were blackbirded.
Some people just died of heartbreak Amie Batalibasi
The late 19th century practice of “blackbirding” involved recruiting, often by force and deception, labourers from Solomon Islands, Vanuatu and Fiji to work on the sugar and cotton plantations of Queensland.
Although three of her ancestors were blackbirded, she said she knew very little about the history of the trade.
“This history is one that’s very much been shoved under the carpet in Australia, but what does remain is this oral history that has been passed down from generation to generation.
“And you know, I was very privileged to have worked with the South Sea Islander community in and around Brisbane, so through that, I was able to hear some of those stories.”
The cast of the film “Blackbird” Photo: Supplied
One of the film’s actors, Jeremy Bobby, said he also had no knowledge about Australia’s blackbirding history.
“To be quite honest, everyone that I speak to, and I say the term ‘blackbird’ – no one knows a clue and this is like, in Australia, this is in Brisbane.
All my friends in Brisbane, my family that I speak to, they really don’t know anything about it and it shows how much has been shoved under the rug, how much we actually haven’t been told.”
The main characters in “Blackbird”, Solomon Islander siblings Rosa and Kiko. They were blackbirded to work on a sugar cane plantation in Queensland in the late 1800s. Photo: Supplied
Blackbird tells the story of Solomon Islander siblings, Rosa and Kiko, who were kidnapped from their island home to work on a sugar cane plantation in Queensland in the late 1800s.
The stories shared by other South Sea Islanders who shed light on the experiences of their ancestors helped Ms Batalibasi during the film’s production.
“It was a lot about hardships and how people came over and a lot about the loss of culture and how hard it was and a lot about how people died as well.
Many of them died of sickness and actually one thing that I did hear was, many people mentioned that some people just died of heartbreak of just being taken and being in an alien environment and having such harsh conditions.”
Ms Batalibasi said question and answer sessions held after some of the film’s screenings allowed other descendants of Islanders who were blackbirded to share their stories as well.
“Blackbird” is showing at the New Zealand International Film FestivalNZIFF 2016 – the Widescreen previewThe Art of Etiquette – film festivalsThe Pacific beatFilmmakers reaching out over the PacificNZ film hopes to start West Papua conversation
Source: RNZ