Category Archives: Concerts

Black Brothers Hapus Stigma Papua Orang Terbelakang

Black Brothers saat tampl dai GOR Mandala, Jayapura, 8 Maret 2017 (Foto: Ist)
Black Brothers saat tampl dai GOR Mandala, Jayapura, 8 Maret 2017 (Foto: Ist)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Black Brothers Group bukan sekadar kelompok musisi biasa. Mereka memiliki visi dan misi utama untuk mengangkat martabat bangsa Papua yang selalu dibilang masih terbelakang.

Hal itu dikatakan pendiri sekaligus manajer Black Brothers, Andy Ayamiseba.

Menurut dia, kehadiran grup legendaris Tanah Papua itu adalah untuk mengangkat harkat dan martabat Orang Asli Papua (OAP) lewat seni budaya dan musik.

“Ini saya mau klarifikasi bahwa Black Brothers mempunyai misi dan visi, yakni mengangkat martabat OAP lewat seni budaya musik dan mendukung perjuangan bangsa Papua,” tulis Andy Ayamiseba melalui akun Facebooknya (12/3/2017).

Andy mengatakan,  nama Black Brothers hanya bisa dipakai oleh pendiri demi menjalankan misi dan visi itu. Penggunaan nama Black Brothers oleh orang lain untuk misi dan visi yang berbeda dan bertentangan, adalah penggunaan gelap.

“Artis bisa saja direkrut atau diganti oleh pendiri sesuai kebutuhan atau bila dianggap bertentangan dengan visi dan misi Black Brothers,” ujarnya.

Menurutnya, Black Brothers berfungsi hanya untuk menghibur para penggemar demi menjalankan misi dan visinya.

“Kiranya klarifikasi ini dapat meluruskan nama Black Brothers yang telah dibengkokan oleh beberapa individu demi kepentingan pribadinya,” jelas Andy Ayamiseba.

Grup musik legendaris dari Tanah Papua ini pada awalnya diisi oleh Isack Mimi Fatahan, Ricky Haay, Corry Rumbino, Musa Fakdawer dan Ringgo Kadmaer. Sementara sejumlah personel berbakat lainnya adalah Benny Betay (bass), Jochie Phiu (keyboard), Amry Tess (trompet), Stevie MR (drums), Hengky Merantoni (lead guitar), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vocal), Agus Rumaropen (vokal) dan David (saxophone).

Awalnya grup ini bernama Iriantos dan setelah hijrah ke Jakarta tahun 1976 namanya diubah menjadi Black Brothers.

Mereka sempat tenar hingga ke Belanda dan Vanuatu. Tahun 1978, dibawah bimbingan sang manajer, grup ini melakukan show di kota asalnya di Jayapura. Usai melakukan show di Kota Jayapura, mereka show ke negara tetangga Papua Nugini.

Sekitar tahun 1980 mereka meminta suaka politik di Belanda.

Tahun 2015 dan 2016 grup ini kembali tampil di Jayapura atas undangan walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano.

Pada 8 Maret 2017 mereka  tampil di Stadion Mandala Jayapura,  atas undangan John Wempi Wetipo (calon Gubernur Papua).

Editor : Eben E. Siadari

West Papuan band The Black Brothers make comeback

ABC News – Updated

A famous West Papuan band is making a comeback in Port Moresby tonight.

The Black Brothers are coming back to help celebrate PNG Independence Day and there’s a lot of excitement ahead their first public performance in decades.

Source: Pacific Beat | Duration: 3min 26sec

Topics: music, pacific, papua-new-guinea

Black Brothers Band excited to perform again in PNG

LoopPNG – BY: Quintina Naime, 08:56, September 15, 2016

West Papua legendary group the Black Brothers Band is excited to return to Port Moresby, Papua New Guinea to perform live after almost four decades.

The band last performed in PNG back in 1978 and are back to perform on Independence Day at the Sir John Guise Stadium to commemorate PNG’s 41st Anniversary.

The original band was founded by manager Andy Ayamiseba, with members including Hengky Sumanti Miratoneng (vocals, guitar), Benny Bettay (bass), August Rumwaropen (lead guitar, vocals), Stevy Mambor (vocals, drums), Willem Ayamiseba (percussion) and Amri Kahar (trumpet).

Black Brothers are known for hit songs back in the 1980s including Apuse, Permata Hatiku, Hari Kiamat, Terjalin Kembali, kerongcong kenangan, Anita and Wan Pela Meri.

Ayamiseba said they’re looking forward to play the old tunes for the mums and dads which should bring back all the memories.

“We will also play some new songs for the younger generation.

“We have a combination of repertoire that will satisfy all age groups so everyone can enjoy the show,” Ayamiseba said.

Benny Bettay thanked Parkop for bringing the group back to PNG after 38 years.

The current group here in PNG consists of a 16 members including three original members and female group Black Sisters.

Two of the original members August and Sumanti have died while Stevy Mambor couldn’t make the tour due to health reasons.

The Black Sisters Petronela, Rosalie and Lea Rumwaropen are daughters of late August Rumwaropen and they’ll be performing alongside their uncles.

Tickets for the concert are selling for K5 outer stands and K30 grandstand available at CHM Vision City and Tabari Place. Gates open at 4.30pm and the show starts at 6.30pm.

A 20 member official delegation from West Papua has also been invited to witness the celebrations.

West Papua’s Black Brothers in POM For Independence Concert

Black Brothers took a photo session with Governor of NCD, Powes Parkop - PNG Lopp
Black Brothers took a photo session with Governor of NCD, Powes Parkop – PNG Lopp

Port Moresby, Jubi – Legendary band from West Papua the Black Brothers are in Port Moresby to help celebrate Papua New Guinea’s 41st Anniversary.

The group will be performing on Independence Day at the Sir John Guise Stadium.

Black Brothers are an eclectic band that was the most popular musical group in PNG during the 1980s.

The reggae influences of the Black Brothers influenced various other musical groups in PNG.

The original band was founded by manager Andy Ayamiseba, with members including Hengky Sumanti Miratoneng (vocals, guitar), Benny Bettay (bass), August Rumwaropen (lead guitar, vocals), Stevy Mambor (vocals, drums), Willem Ayamiseba (percussion) and Amri Kahar (trumpet).

The 16 member band that is here in PNG to perform includes three original members and the Black Sisters.

Two of the original members August and Sumanti have died while Stevy Mambor couldn’t make the tour due to health reasons.

The Black Sisters Petronela, Rosalie and Lea Rumwaropen are daughters of late August Rumwaropen and they’ll be performing alongside their uncles.

Black Brothers are known for hit songs back in the 1980s including Apuse, Permata Hatiku, Hari Kiamat, Terjalin Kembali, kerongcong kenangan, Anita and Wan Pela Meri.

Their music, sung in Tok Pisin, and originally in Bahasa Indonesia included influences from reggae and political elements inspired by the Black Power movement.

NCD Governor Powes Parkop said it’s a privilege to have the Black Brothers back in PNG to perform after 28 years.

Parkop welcomed the group back to PNG and said it’s a pleasure to have them back in Moresby to celebrate 41 years of Independence with us.

He has  extended an invitation for the fans of Black Brothers and the young generation to come out and support the group.

Tickets are selling for K5 outer stands and K30 grandstand available at CHM Vision City and Tabari Place. Gates open at 4.30pm and the show starts at 6.30pm. (PNG Loop)

Black Brothers Show Kemerdekaan PNG

Posted on

Jayapura,Jubi – Grup legendaris asal Papua, Black Brothers akan tampil di Hari Ulang Tahun ke 41 Tahun Papua New Guinea. Papua New Guinea (PNG) merdeka, pada 16 September 1975 dari Australia. Jelang kemerdekaan PapuaNew Guinea 16 September 2016, Gubernur National Capital Districk(NCD) Port Moresby PNG, Pemerintah Papua Nugini (PNG) mengundang grup musik legenda “Black Brothers” dari Bumi Cenderawasih guna memeriahkan Hari Kemerdekaan. di negara itu pada September 2016.

Gubernur National Capital District (NCD) Port Moresby PNG, Hon Powes Parkop, di Jayapura, pekan lalu mengatakan pihaknya ingin lebih mempopulerkan grup musik “Black Brothers” di wilayah PNG.

“The legend are returning (legenda akan kembali) dengan kembali konsernya grup ‘Black Brothers’ khusus di PNG,” katanya sebagaimana dilansir Antara.

Menurut Powes, pihaknya akan membuat “Black Brothers” menjadi bintang internasional jika bisa konser di PNG sehingga grup legenda ini akan merasa senang dan dapat kembali kemudian hari untuk tampil di Port Moresby.

“Selain Black Brothers, kami juga akan menampilkan hiburan-hiburan dari Jakarta dan tempat lainnya, tapi yakin masyarakat akan lebih bersemangat dengan kehadiran grup legenda Papua,” ujarnya.

Catatan Jubi, Black Brother pertama kali lahir di Jayapura dengan nama Iriantos dan hijrah ke Jakarta sekitar 1976. Rekaman di Jakarta dan langsung menggebrak blantika musik Indonesia.

Andy Ayamiseba, manajer Grup Band Black Brothers, mengatakan Black Brothers bukan sekadar kelompok musisi biasa. Mereka memiliki visi dan misi utama untuk mengangkat martabat bangsanya yang selalu dibilang masih terbelakang.

“Misi dan visi yang kedua untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahterah serta yang ketiga dan maha penting adalah untuk membebaskan bangsanya dari segala bentuk penindasan oleh kaum penjajah,”katanya,melalui akun Facebooknya, belum lama ini.

Menurut Ayamiseba, misi itu bisa dibuktikan dengan karya-karya mereka melalui syair lagu-lagu nya dan keputusan-keputusan yang diambil untuk meninggalkan ketenaran mereka di tanah airnya Indonesia. Bahkan, kemudian meninggalkan kontrak musik di EMI Holland dan akhirnya hijrah ke Vanuatu untuk menjalankan lobi OPM di kawasan Pasifik Selatan, termasuk PNG.

Para personel BB pun diseleksi berdasarkan potensi-potensi mereka secara individu agar produksi bisa mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Jocky Phu, dijuluki si pena emas karena dia adalah penyair besar yang berwatak cinta damai dan keadilan. Kemudian, Hengky (alm) yang memiliki suara emas yang khas Black Brother dan sulit diganti oleh suara lain.

Sijari emas August Rumaropen (alm) dijuluki George Bensonnya Papua dengan watak halus dan rendah hati. Ada juga Benny pada bass dan Stevie si penabuh drum. Keduanya adalah tulang punggung rythm section-nya. Akhirnya David(Dullah) dan Amry yang menciptakan dandanan rythem musik BB. Paduan musik dan vokal mereka yang harmonis sesuai dengan melodi dan syair lagu-lagunya telah menembus nusantara dan Pasifik Selatan. Hal ini membuat grup musik Black Brother melegenda di Pasifik Selatan, Indonesia, dan Eropah dengan lagu Jalikoe.

“Saya selaku pendiri dan manajer sekaligus produser eksekutif supergroup ini sulit untuk mendapatkan musisi-musisi alam yang diberkati dengan talenta oleh Tuhan Yang Maha Kuasa seperti mereka. Saya sangat berterima kasih dan bangga karena diberkati dengan kesempatan untuk bekerja dengan group legendaris ini,”tulis Ayamiseba.

Sekadar diketahui, Black Brothers sangat terkenal di negara tetangga sepertiPapua Nugini dengan musik yang merupakan campuran antara rock, pop, reggae, funk dan etnis Papua.

Beberapa lagu pop mereka juga menjadi hits, seperti “Kisah Seorang Pramuria” yang kemudian di remake oleh band rock Boomerang.

Lagu mereka yang berjudul “Saman Doye” di 2011 masuk kompilasi “Those Shocking Shaking Days: Indonesian Hard, Psychedelic, Progressive Rock and Funk” bersama Koes Ploes, Aka, dan lainnya.

Personil “Black Brothers” terdiri dari Hengky MS (lead vocal/guitar), Yochie Pattipeilohy (organ), Benny Betay (bass guitar), David Rumagesang (terompet/rythm), Amry M. Kahar (saxophone) dan Stevie Mambor (drumer).

Grup musik ini melakukan hal yang sangat berani ketika pada 1979 mereka memprotes perlakuan pemerintah Indonesia terhadap Papua. (*)

Black Brothers Show Kemerdekaan PNG was originally published onPAPUAPost.com

Black Brothers band to spice Pom’s Independence celebrations

PNGLoop – Papua New Guinea’s 41st Independence celebration in Port Moresby will be spiced up with a music performance by the Black Brothers band of West Papua Province of Indonesia.

The band’s name will sound all too familiar to the ears of middle aged Papua New Guineans.

The West Papua band had a following in the 70s in Papua New Guinea.

National Capital District Governor Powes Parkop, in making the announcement of the band’s visit, said the Black Brothers will be supported by their children, Black Sisters and CHM band.

Black Brothers made a tour to the country in the late 1970s.

The performance will be held at Sir John Guise Stadium on September 16.

Tickets will be going for K30 grandstand and K5 outer stand.

Meanwhile, commemoration of the country’s independence will be celebrated for three days in the nation’s capital, starting from 15th September.

Governor Parkop says there will be street festivals, traditional dancing and contemporary dances also in different parts of the city.